03 Februari 2014
Pada 10 hari terakhir Romadhon (atau bisa jadi hanya 9 hari terakhir, jika Romadhon tahun ini hanya 29 hari), ada dua amalan yang tidak ada pada waktu-waktu lainnya, dan hanya bisa dijumpai pada 10 hari bulan Romadhon, yaitu i’tikaf 10 hari terakhir di bulan Romadhon dan lailatul qodar.
1. I’tikaf di 10 hari
terakhir bulan Romadhon
I’tikaf adalah kegiatan berdiam diri di masjid. I’tikaf
tidak bisa dilakukan di rumah atau musholla, hanya bisa dilakukan dim asjid.
Definisi masjid adalah suatu tempat yang mmemang diikrarkan sebagai masjid,
dikumandangkan adzan dan digunakan untuk sholat berjamaah 5 kali sehari. Selain
itu, masjid adalah tempat yang suci, wanita yang sedang haidh tidak diizinkan
berada di dalam masjid, kecuali hanya lewat saja.
Orang yang melakukan i’tikaf mendapatkan pahala yang sangat
banyak, yaitu semua pahala orang-orang yang beribadah. Jika ada orang yang
sholat, puasa, dzkir, dan lain-lain, maka orang yang i’tikaf juga mendapatkan
pahalanya selama dia tidak tertidur, karena saat tidur, amalan pena penulis
amal diangkat.
Kapan Waktu I’tikaf?
Walau pada umumnya i’tikaf dilakukan pada malam hari,
i’tikaf sebenarnya bisa dilakukan pada siang hari juga, sesuai hadits berikut:
حَدَّثَنَا
يَحْيَى
بْنُ يَحْيَى
أَخْبَرَنَا
أَبُو مُعَاوِيَةَ
عَنْ يَحْيَى
بْنِ سَعِيدٍ
عَنْ عَمْرَةَ
عَنْ عَائِشَةَ
رَضِيَ اللَّهُ
عَنْهَا
قَالَتْ
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا أَرَادَ أَنْ يَعْتَكِفَ صَلَّى الْفَجْرَ ثُمَّ دَخَلَ مُعْتَكَفَهُ وَإِنَّهُ أَمَرَ بِخِبَائِهِ فَضُرِبَ أَرَادَ الِاعْتِكَافَ فِي الْعَشْرِ الْأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا أَرَادَ أَنْ يَعْتَكِفَ صَلَّى الْفَجْرَ ثُمَّ دَخَلَ مُعْتَكَفَهُ وَإِنَّهُ أَمَرَ بِخِبَائِهِ فَضُرِبَ أَرَادَ الِاعْتِكَافَ فِي الْعَشْرِ الْأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ
Jika Rosululloh SAW hendak i’tikaf, beliau sholat Shubuh
terlebih dahulu, lalu masuk ke tempat i ’tikafnya dan beliau memerintahkan
untuk dibuatkan kemah kecil, maka dibuatlah untuk Nabi… al-hadits
(HR Muslim
K. I’tikaf).=>
Di sana terlihat bahwa sebelum i’tikaf, Nabi sholat subuh
dahulu, berarti i’tikaf juga bisa dilakukan pada siang hari.
Berapa lama melakukan i’tikaf?
Dari berbagai hadits, didapatkan penjelasan bahwa Nabi
banyak melakukan i’tikaf di 10 malam terakhir dari bulan Romadhon.
حَدَّثَنَا
مُحَمَّدُ
بْنُ مِهْرَانَ
الرَّازِيُّ
حَدَّثَنَا
حَاتِمُ
بْنُ إِسْمَعِيلَ
عَنْ مُوسَى بْنِ عُقْبَةَ
عَنْ نَافِعٍ
عَنْ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ
عَنْهُمَا
أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَعْتَكِفُ فِي الْعَشْرِ الْأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ
أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَعْتَكِفُ فِي الْعَشْرِ الْأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ
Dari Ibnu Umar RA, bahwa Nabi SAW melakukan I’tikaf pada
sepuluh terakhir dari bulan Romadhan (HR Muslim
K. I’tikaf)
Bolehkah wanita melaksanakan i’tikaf?
Wanita juga memiliki hak untuk mendapatkan pahala yang besar
dari kegiatan i’tikaf, seperti hadtis di bawah ini:
و
حَدَّثَنَا
قُتَيْبَةُ
بْنُ سَعِيدٍ
حَدَّثَنَا
لَيْثٌ عَنْ عُقَيْلٍ
عَنْ الزُّهْرِيِّ
عَنْ عُرْوَةَ
عَنْ عَائِشَةَ
رَضِيَ اللَّهُ
عَنْهَا
أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَعْتَكِفُ الْعَشْرَ الْأَوَاخِرَ مِنْ رَمَضَانَ حَتَّى تَوَفَّاهُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ ثُمَّ اعْتَكَفَ أَزْوَاجُهُ مِنْ بَعْدِهِ
أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَعْتَكِفُ الْعَشْرَ الْأَوَاخِرَ مِنْ رَمَضَانَ حَتَّى تَوَفَّاهُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ ثُمَّ اعْتَكَفَ أَزْوَاجُهُ مِنْ بَعْدِهِ
Dari Aisyah RA, bahwa Nabi SAW melakukan i ’tikaf pada
sepuluh terakhir dari bulan Romadhon, hingga Alloh ‘azza wajalla mewafatkannya.
Setelah itu, isteri-isternya pun melakukan i ’tikaf..
(HR Muslim K. I’tikaf).
2. Lailatul Qodar
Lailatul Qodar adalah malam yang jika kita melakukan amalan
pada malam tersebut, maka pahalanya menyamai orang yang melakukan amalan selama
1.000 bulan atau sekitar 83 tahun + 4 bulan. Walau ada orang yang diberikan
umur seperti itu, namun hampir tidak mungkin keseluruhan 83 tahun terus menerus
digunakan untuk beribadah.
إِنَّا
أَنزَلْنَاهُ
فِي لَيْلَةِ
الْقَدْرِ
وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ
لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِّنْ أَلْفِ شَهْرٍ
تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِم مِّن كُلِّ أَمْرٍ
سَلَامٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْرِ
وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ
لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِّنْ أَلْفِ شَهْرٍ
تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِم مِّن كُلِّ أَمْرٍ
سَلَامٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْرِ
1. Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur’an) pada
malam qodar.
2. Dan tahukah kamu apakah malam qodar itu?
3. Malam qodar itu lebih baik dari seribu bulan.
4. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan ruh (malaikat Jibril) dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan.
5. Malam itu (penuh) keselamatan sampai terbit fajar.
(QS. Al-Qodar)
2. Dan tahukah kamu apakah malam qodar itu?
3. Malam qodar itu lebih baik dari seribu bulan.
4. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan ruh (malaikat Jibril) dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan.
5. Malam itu (penuh) keselamatan sampai terbit fajar.
(QS. Al-Qodar)
Sayangnya, saat Alloh memberi wahyu kapan tepatnya lailatul
qodar, ada dua shohabat yang bertengkar mengenai masalah hutang, yang
membuyarkan ingatan Nabi tentang hal tersebut. Nabi hanya bisa ingat bahwa
lailatul qodar terjadi pada 10 malam terakhir di bulan Romadhon.
حَدَّثَنَا
مُحَمَّدُ
بْنُ الْمُثَنَّى
حَدَّثَنَا
خَالِدُ
بْنُ الْحَارِثِ
حَدَّثَنَا
حُمَيْدٌ
حَدَّثَنَا
أَنَسٌ عَنْ عُبَادَةَ
بْنِ الصَّامِتِ
قَالَ
خَرَجَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِيُخْبِرَنَا بِلَيْلَةِ الْقَدْرِ فَتَلَاحَى رَجُلَانِ مِنْ الْمُسْلِمِينَ فَقَالَ خَرَجْتُ لِأُخْبِرَكُمْ بِلَيْلَةِ الْقَدْرِ فَتَلَاحَى فُلَانٌ وَفُلَانٌ فَرُفِعَتْ وَعَسَى أَنْ يَكُونَ خَيْرًا لَكُمْ فَالْتَمِسُوهَا فِي التَّاسِعَةِ وَالسَّابِعَةِ وَالْخَامِسَةِ
خَرَجَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِيُخْبِرَنَا بِلَيْلَةِ الْقَدْرِ فَتَلَاحَى رَجُلَانِ مِنْ الْمُسْلِمِينَ فَقَالَ خَرَجْتُ لِأُخْبِرَكُمْ بِلَيْلَةِ الْقَدْرِ فَتَلَاحَى فُلَانٌ وَفُلَانٌ فَرُفِعَتْ وَعَسَى أَنْ يَكُونَ خَيْرًا لَكُمْ فَالْتَمِسُوهَا فِي التَّاسِعَةِ وَالسَّابِعَةِ وَالْخَامِسَةِ
Nabi SAW keluar untuk memberitahukan kepada kami tentang
Lailatul Qadar. Tiba-tiba ada dua orang dari Kaum Muslimin yang bertengkar.
Akhirnya Beliau berkata: “Aku datang untuk memberitahukan kalian tentang waktu
terjadinya Lailatul Qodar, namun fulan dan fulan bertengkar, sehingga kepastian
waktunya diangkat (menjadi tidak diketahui). Namun semoga kejadian ini menjadi
kebaikan buat kalian, maka carilah pada malam yang kesembilan, ketujuh dan
kelima (pada sepuluh malam akhir dari Romadhan) “.
(HR Bukhori)
Sumber: http://www.artikel-islam.com/
No comments:
Post a Comment