24 Pebruari 2014
Apakah pemuda hanya identik dengan
kenakalan seperti Miras, Narkoba, dunia Malam dan sebagainya…???????
Perlu di catat bahwa Al-Quran yang
Mulia menyebutkan pemuda di banyak tempat. Allah berfirman, ‘Mereka mengatakan,
kami mendengar seorang pemuda, mereka menyebutkan dikatakan (namanya adalah)
Ibrohim’ SQ. Al-Anbiya: 60. Begitu juga dalam sunnah yang shoheh. Apa nasehat
anda untuk para pemuda di seluruh dunia, terhadap agama, masyarakat dan
umatnya? Semoga Allah membalas kebaikan anda.
Alhamdulillah
Pertama, Syekh Abdul aziz bin Baz rahimahullah
berkata: ‘Para pemuda pada setiap umat, mereka adalah tulang punggung yang
membentuk unsur pergerakan dan dinamisasi. Dikarenakan dia mempunyai kekuatan
yang produktif, kontribusi yang terus menerus. Dan suatu umat tidak runtuh
–seringkali - kecuali ada di pundak para pemuda yang punya kepedulian dan
semangat menggelora. Musuh-musuh Islam telah mengetahui hakekat ini, maka
mereka secepat mungkin membuat rintangan di jalannya atau merubah cara pandang
(hidupnya). Baik dengan memisahkan dari agama atau menjauhkan dari kedekatan
mereka diantara ulama’. Dan pendapat yang benar di umatnya atau dengan
memberikan label yang membuat mereka lari atau dengan memberi sifat yang tidak
benar. Mengkaburkan image yang Allah terangi pandangan mereka dalam masyarakatnya
atau membuat profokasi (buruk) dari sebagian pemerintahan.’ Fatawa Syekh Ibnu
Baz, 2/365.
Kedua, dari penjelasan tadi bahwa
pemuda Islam mempunyai peran yang penting, kegiatan yang sangat strategis untuk
membangkitkan dirinya dari apa yang diinginkan kepadanya agar menjadi penjaga
agama terhadap apa yang hampir (mengenai kepadanya).
Mungkin bisa kita ringkas peran itu,
kegiatan itu adalah sebagai berikut:
1. Ilmu
Agama.
Allah berfirman,
هَلْ
يَسْتَوِي
الَّذِينَ
يَعْلَمُونَ
وَالَّذِينَ
لا يَعْلَمُونَ
إِنَّمَا
يَتَذَكَّرُ
أُولُو الأَلْبَابِ
“Katakanlah: "Adakah sama
orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?"
Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran.” SQ.
Az-Zumar: 9.
Nabi sallallahu’alaihi wa sallam
bersabda:
طَلَبُ
العِلْمِ
فَرِيْضَةٌ
عَلَىْ كُلِّ مُسْلِمٍ
‘Mencari ilmu itu wajib bagi setiap
muslim.’ HR. Ibnu Majah dan ia hadits hasan.
Maka ilmu agama ada wajib bagi setiap
muslim, tidak mungkin orang bodoh memahami agamanya. Tidak mungkin membela
dalam perkumpulan-perkumpulan dan milis-milis. Sementara orang bodoh, umat,
kota, desa begitu juga keluarganya tidak dapat mengambil faedah darinya. Oleh
karena itu bagi para pemuda, hendaklah bersegera (untuk mendatangi) halqah ilmu
di masjid-masjid, markaz Islam. Dan menyingsingkan lengan baju waktu kosongnya
untuk menghafal Al-Qur’an dan membaca buku-buku.
2.
Berdakwah kepada Allah dan mengajarkan orang-orang
Allah berfirman,
( وَلْتَكُن مِّنكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ
وَيَنْهَوْنَ
عَنِ الْمُنكَرِ
وَأُوْلَئِكَ
هُمُ الْمُفْلِحُونَ
) آل عمران/104
“Dan hendaklah ada di antara kamu
segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan
mencegah dari yang munkar, merekalah orang-orang yang beruntung.” SQ. Ali
Imroh: 104.
Berdakwah dan mengajarkan adalah
zakatnya ilmu. Maka wajib bagi orang yang menuntut ilmu agama untuk
menyampaikan kepada yang lainnya, dan memberikan saham agar dapat memberikan
hidayah orang kafir masuk Islam serta memberikan hidayah orang yang berbuat
kemaksiatan menuju istiqamah (dalam beragama).
3. Sabar
atas gangguan orang
Allah berfirman –lewat nasehat Luqman
ketika menasehati anaknya,
( يَا بُنَيَّ أَقِمِ الصَّلاةَ وَأْمُرْ بِالْمَعْرُوفِ وَانْهَ
عَنِ الْمُنكَرِ
وَاصْبِرْ
عَلَى مَا أَصَابَكَ
إِنَّ ذَلِكَ مِنْ عَزْمِ الأُمُورِ
) لقمان/ 17 .
“Hai anakku, dirikanlah shalat dan
suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan
yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang
demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah). SQ. Luqman: 17.
Merupakan suatu keniscayaan –
seringkali – seorang dai ditimpa gangguan perkataaan atau perbuatan. Hal
itu jangan sampai menjadi penghalang dalam melanjutkan dakwah kepada Allah.
Agar diketahui bahwa para Nabi dan para utusan telah menimpah kepada mereka hal
serupa sangat banyak sekali, sementara dia tetap berjalan dalam petunjuk dan
jalannya, maka hendaklah bersabar dan mengharap (pahala).
4.
Mentaati perintah dan menjauhi larangan
Pemuda muslim adalah yang taat kepada
Tuhannya Ta’ala. Tidak mendengar perintah agama, melainkan dia yang pertama
kali melaskanakannya. Dan tidak juga larangan melainkan dia yang pertama kali
menjauhinya. Layak bagi pemuda semacam ini mendapatkan pahala di hari kiamat di
bawah naungan Arsy Tuhannya. Diwaktu matahari sangat dekat panasnya di atas
kepada orang-orang. Dari Abu Hurairah radhiallahu’anhu dari Nabi
sallallahu’alaihi wa sallam bersabda:
( سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمْ اللَّهُ فِي ظِلِّهِ يَوْمَ لا ظِلَّ إِلا ظِلُّهُ : الإِمَامُ الْعَادِلُ ، وَشَابٌّ نَشَأ فِي عِبَادَةِ رَبِّهِ ... ) متفق عليه .
“Tujuh (golongan) yang Allah naungi di
hari yang tidak ada naungan melainkan naungan dariNya, Imam yang adil, pemuda
yang tumbuh dengan ketaatan kepada Tuhannya..” HR. Muttafaq’alaihi.
5.
Penyucian diri
Diantara kebutuhan pemuda muslim, dan
kita harus memberi nasehat kepadanya, hendaknya menjadikan dirinya
mempunyai waktu untuk penyucian (jiwa). Sehingga dirinya lebih semangat
untuk mendidik dalam melaksanakan ibadah-ibadah sunnah yang mudah untuk
dilaksanakannya seperti qiyamul lail, puasa di hari-hari utama, membaca wirid
dan zikir harian. Ini adalah bekal pemuda agar tetap konsisten dalam jalan
hidayah. Disertai komitmen sabar dari sesuatu yang diharamkan, menjaga
pendengaran dari kemungkaran. Begitu juga anggota tubuh lainnya terjaga dari
terjerumus apa yang menjadi marah Tuhannya dan tidak rela darinya.
Diantara yang selayaknya dijaga oleh
pemuda muslim pada masalah ini adalah menjaga diri, sebagai realisasi dari
wasiat Nabawi dari Nabi sallallahu’alaihi wa sallam ketika berujar kepada
pemuda:
( يَا مَعْشَرَ الشَّبَابِ مَنْ اسْتَطَاعَ مِنْكُمْ الْبَاءَةَ فَلْيَتَزَوَّجْ فَإِنَّهُ
أَغَضُّ
لِلْبَصَرِ
وَأَحْصَنُ
لِلْفَرْجِ
وَمَنْ لَمْ يَسْتَطِعْ
فَعَلَيْهِ
بِالصَّوْمِ
فَإِنَّهُ
لَهُ وِجَاءٌ
) متفق عليه
“Wahai para pemuda, barangsiapa
diantara kamu semua yang mampu (menikah), maka menikahlah. Karena hal itu lebih
dapat menahan pandangan dan menjaga kemaluan. Barangsiapa yang tidak mampu,
maka hendaklah dia berpuasa, karena hal itu sebagai perisai.’ HR.
Muttafaq’alaihi.
Kata ‘Al-Baah’ adalah kemampuan biaya
pernikahan diantaranya mahar dan nafkah. Dan kata ‘Al-Wija’ adalah perisai,
karena puasa dapat melemahkan gejolak nafsu.
6.
Berkumpul di sekitar para ulama yang terpercaya
Allah berfirman,
( وَإِذَا جَاءَهُمْ أَمْرٌ مِنَ الْأَمْنِ أَوِ الْخَوْفِ أَذَاعُوا بِهِ وَلَوْ رَدُّوهُ إِلَى الرَّسُولِ وَإِلَى أُولِي الْأَمْرِ مِنْهُمْ لَعَلِمَهُ الَّذِينَ يَسْتَنْبِطُونَهُ مِنْهُمْ
وَلَوْلَا
فَضْلُ اللَّهِ
عَلَيْكُمْ
وَرَحْمَتُهُ
لَاتَّبَعْتُمُ
الشَّيْطَانَ
إِلَّا قَلِيلًا
) النساء/ 83
“Dan apabila datang kepada mereka suatu
berita tentang keamanan ataupun ketakutan, mereka lalu menyiarkannya. Dan kalau
mereka menyerahkannya kepada Rasul dan Ulil Amri di antara mereka, tentulah
orang-orang yang ingin mengetahui kebenarannya (akan dapat) mengetahuinya dari
mereka (Rasul dan Ulil Amri). Kalau tidaklah karena karunia dan rahmat Allah
kepada kamu, tentulah kamu mengikut syaitan, kecuali sebahagian kecil saja (di
antaramu).” SQ. An-Nisaa: 83.
Pemuda muslim jangan mengikuti perasaan
dan semangatnya. Akan tetapi berjalan sesuai dengan jalan hidayah atas arahan
para ulama’ terpercaya, para pakar yang mempunyai ilmu luas, pengalaman yang
bermanfaat. Sehingga mengikuti jalan sesuai dengan nasehatnya, bekerja atas
musyawarah darinya. Diharapkan hal itu lebih banyak bermanfaat untuk umat dan
agamanya. Hal itu lebih terjaga dari propaganda membelokkan risalah kebenaran
yang ditujukan kepada para pemuda dan (dapat) menyebarkan cahaya (kebenaran) di
muka bumi.
7.
Hendaknya menjadi contoh bagi orang-orang.
Ini adalah kondisi pencari ilmu, para
dai kepada Allah. Maka pemuda muslim yang mengajarkan manusia dan mendakwahkan.
Hendaklah jangan menyalahi perbuatan dari ucapannya. Bahkan dia selayaknya
berakhlak mulia yang dia serukan. Melaksanakan ketaatan yang dia anjurkan
kepada orang-orang. Dia sebagai contoh orang lain dalam (mengemban) amanah,
istiqomah, kejujuran, menjaga diri dan akhlak wajib serta akhlak mulia lainnya.
8. Bangga
dengan agamanya dan tidak mengikuti orang-orang kafir.
Allah berfirman dalam poin ini dan
sebelumnya,
( قَدْ كَانَتْ لَكُمْ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ فِي إِبْرَاهِيمَ وَالَّذِينَ مَعَهُ إِذْ قَالُوا لِقَوْمِهِمْ إِنَّا بُرَآءُ مِنكُمْ وَمِمَّا تَعْبُدُونَ مِن دُونِ اللَّهِ كَفَرْنَا بِكُمْ وَبَدَا بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمُ الْعَدَاوَةُ وَالْبَغْضَاء أَبَدًا
حَتَّى تُؤْمِنُوا
بِاللَّهِ
وَحْدَهُ
) إلى قوله تعالى : ( لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِيهِمْ
أُسْوَةٌ
حَسَنَةٌ
لِمَن كَانَ يَرْجُو
اللَّهَ
وَالْيَوْمَ
الآخِرَ
وَمَن يَتَوَلَّ
فَإِنَّ
اللَّهَ
هُوَ الْغَنِيُّ
الْحَمِيدُ
) الممتحنة/
4 – 6
“Sesungguhnya telah ada suri tauladan
yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan dia; ketika
mereka berkata kepada kaum mereka: "Sesungguhnya kami berlepas diri
daripada kamu dari daripada apa yang kamu sembah selain Allah, kami ingkari
(kekafiran)mu dan telah nyata antara kami dan kamu permusuhan dan kebencian
buat selama-lamanya sampai kamu beriman kepada Allah saja. Kecuali perkataan
Ibrahim kepada bapaknya: "Sesungguhnya aku akan memohonkan ampunan bagi
kamu dan aku tiada dapat menolak sesuatupun dari kamu (siksaan) Allah."
(Ibrahim berkata): "Ya Tuhan kami hanya kepada Engkaulah kami bertawakkal dan
hanya kepada Engkaulah kami bertaubat dan hanya kepada Engkaulah kami kembali.
Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan kami (sasaran) fitnah bagi orang-orang
kafir. Dan ampunilah kami ya Tuhan kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha
Perkasa lagi Maha Bijaksana. Sesungguhnya pada mereka itu (Ibrahim dan umatnya)
ada teladan yang baik bagimu; (yaitu) bagi orang-orang yang mengharap (pahala)
Allah dan (keselamatan pada) Hari Kemudian. Dan barangsiapa yang berpaling,
maka sesungguhnya Allah Dia-lah yang Maha kaya lagi Maha Terpuji.” SQ.
Al-Mumtahanah: 4-6.
Kebanyakan yang kami lihat kelompok
yang mengikuti orang kafir dalam pakaian, penampilan dan gerakannya adalah
kelompok para pemuda. Sangat disayangkan. Oleh karena itu, peran penting bagi
pemuda Islam adalah hendaklah dia bangga dengan agamanya. Tidak malu
menampakkan syiar-syiar (agama). Tidak pura-pura ketika menunaikan ibadak
kepada Penciptanya. Hal itu dapat membuat benci di hati orang-orang kafir.
Prilakunya jangan menyerupai penampilan, begitu juga dalam pakaiannya. Hal itu
menjadi panutan bagi para pemuda lain yang hanya ikut-ikutan budaya jelek barat
yang kafir.
9.
Berjihad dan mendermakan jiwa di jalan Allah
Umat Islam membutuhkan kekuatan pemuda
Islam, oleh karena itu pemuda mengerahkan dirinya dengan mudah di jalanNYa
untuk mengagungkan agamaNya. Ketika orang kafir menyerang negara Islam, maka
secepat (mungkin) mempertahankan dan membela kehormatan umat Islam. Ketika
keluarga dirampas, maka dia melindungi dan menjaganya. Dia dalam setiap kondisi
sebagai tentara Islam. Dia terlihat dimana saja ketika dibutuhkan aktifitas dan
kekuatannya. Sehingga dia dermakan dengan murah kepada Tuhannya Ta’ala.
Teladanya akan hal itu adalah pemuda muslim dari kalangan para shahabat yang
mulia. Seperti Ali bin Abi Tholib yang tidur di ranjang Nabi sallallahu’alaihi
wa sallam di malam hijrahnya. Abdullah bin Abu Bakar radhiallahu’anhu dimana
beliau mencari kabar Quraisy dan memberitahukan kepada Nabi sallallahu’alaih wa
sallam dan Abu Bakar radhillahu’anhu. Seperti Usamah bin Zaid
radhiallahu’anhuma ketika memimpin pasukan di dalamnya ada para shahabat senior
radhiallahu’anhum.
Kami memohon kepada Allah agar
memperbaiki kondisi umat Islam, dan menunjukkan para pemudanya untuk
beraktifitas mendapatkan keredoan Tuhannya dan menjadikan sebagai petunjuk yang
menerangi (jalan kebenaran).
Sumber: http://islamqa.info
No comments:
Post a Comment