10 Nopember 2014
Adalah sebuah kesuksesan, tuk mencapainya penuh perjuangan
Pengorbanan tak luput untuknya, meski hal tercinta harus di
tumbalkan
Suka, duka, derita, cita dan cinta...
Ibarat pasir yang tertabur di atas lembaran kanvas
Mewarnai hidup penuh kisah
Namun ia tak selamanya kan indah
Sebab keindahan adalah relatif, termasuk duka dan cinta
Ada masa dimana semuanya kan indah dan nyata,
Duka dan derita kan berlalu
Suka cita dan cinta kan bersua
“Adalah ketika Tuhan jatuh Cinta”
#sangpenanticinta
Tidakkah kau renungkan,
Bahwa segala cobaan dan masalah yang terjadi dalam hidup
Hingga memaksa kita tuk meneteskan air mata
Adalah suatu pertanda...
“ketika Tuhan jatuh Cinta”
Langit masih biru sejak di ciptakan sampai sekarang
Embun pun masih bening dan sejuk
Setiap kali hadir di dedaunan yang selalu merindunya tanpa
henti
Namamu pun rupanya tak mau kalah
Masih tetap tersimpan di hati ini sejak waktu
mempertemukan...
Akhirnya sampai pada sebuah kesimpulan
Ruhku bertasbih pada Tuhan semesta alam
Isyarat cinta kepada-Nya dan kepadamu
Tak mau memahami...
Kisah yang telah kau berikan kepadaku
Kini ku bingkai indah
Tak mau kuhapus walau dengan kehadiran pangeran lain
Aku menjadi sebait puisi yang kesepian
Semakin kucoba bernyanyi
Kian sesak hatiku
Sabda-sabda cintaku
Kini tak terasa bermakna lagi
Adalah ketika yang ku sanjung
Tak memiliki arti bahasa hati
Berkali-kali telah kudapati
Bahwa rasa begitu menikamku
Memendam ini sangat menyakitkan untukku
Melihatmu aku mampu tersenyum
Disaat bersamamu aku mampu tuk berbaring
Hening.. diam...
Luka ini begitu dalam
Hingga pasirpun tak dapat berkata apapun
Hingga tangan tak mampu bergerak
Lupa aku, apa itu arti cinta...?
Fik...
Aku sangat tersentuh dengan ini semua...
Dengan kebersamaan kita, lukisan, dan puisimu yang sangat
indah
Tapi aku harus melanjutkan S2 di Prancis,
Kalau Allah menghendaki, pasti...
Kita akan bertemu lagi,...
Insya Allah...!!!
#menanti_ketika_Tuhan_jatuhcinta2
No comments:
Post a Comment