14 Januari 2014
Dari aspek kemanusiannya, Rasulullah saw Muhammad
saw adalah seorang manusia biasa yang tidak berbeda dengan manusia
lainnya. Akan tetapi ada perkara amat pentig yang membedakan beliau
dengan manusia lainnya. Yakni, beliau telah dipilih Allah SWT sebagai
nabi dan rasul terakhir, yang kepadanya diwahyukan al-Quran. Allah SWT
berfirman:
]قُلْ إِنَّمَا أَنَا بَشَرٌ مِثْلُكُمْ يُوحَى إِلَيَّ أَنَّمَا إِلَهُكُمْ إِلَهٌ وَاحِدٌ[
Katakanlah, “Sesungguhnya aku ini
manusia biasa seperti kalian, yang diwahyukan kepadaku bahwa
sesungguhnya Tuhan kalian itu adalah Tuhan yang Esa.” (QS al-Kahfi [18]:
110).
Allah SWT mewahyukan al-Quran kepada beliau sebagai penjelas, pemutus perselisihan, petunjuk dan rahmat bagi kaum Mukmin (Lihat antara lain: QS an-Nahl[16]: 64; Fushshilat [41]: 6; an-Najm [53]: 4).
Dengan demikian, makna sesungguhnya dari kelahiran Muhammad saw
adalah diturunkannya wahyu Allah SWT berupa risalah Islam sebagai rahmat
untuk kebaikan dan kebahagiaan
umat manusia (Lihat: QS al-Anbiya’ [21]: 107). Karena itu, kita wajib
menjadikan semua yang berasal dari beliau –baik ucapan, perbuatan,
maupun taqarir beliau- sebagai dalil dalam menetapkan perkara. Kita
wajib mentaati semua lperintah dan larangannya. Sebab, semuanya
merupakan wahyu Allah SWT, sebagaimana firman-Nya:
]وَمَا آتَاكُمُ الرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَا نَهَاكُمْ عَنْهُ فَانْتَهُوا[
Apa saya yang Rasul bawa kepada kalian, terimalah. Apa saja yang beliau larang atas kalian, tinggalkanlah (QS al Hasyr [59]: 7).
Jelas, Rasulullah saw. hadir untuk umat ini dengan membawa petunjuk
dan tuntunan hidup. Bahkan inilah hakikat kehadiran Rasul saw. di
tengah-tengah kita. Karena itu, satu-satunya jalan untuk mencintainya
dan mewujudkan visi rahmatan lil ‘alamin adalah dengan cara
melaksanakan semua tuntunan yang beliau bawa (yakni Islam yang terdiri
dari akidah dan syariahnya) secara kâffah sekaligus menerapkannya dalam
kehidupan nyata baik dalam ruang pribadi, keluarga, bermasyarakat maupun
bernegara. Inilah makna hakiki dari mencintai dan meneladani Rasulullah
saw.
Sumber: http://uir.ac.id
No comments:
Post a Comment