10 Januari 2014
Gunung Rinjani Pulau Lombok (Lombok Timur) |
Sebuah
ledakan misterius terjadi pada 1257, di abad ke-13. Saking dahsyatnya, jejak
kimiawinya terekam dalam es di Arktik dan Antartika.
Teks
dari Abad Pertengahan menceritakan tentang iklim yang secara mendadak mendingin
dan panen yang gagal. Membuat warga susah, bahkan diduga banyak yang tewas.
Dan
baru kini para ilmuwan menemukan gunung berapi yang bertanggung jawab atas
peristiwa tersebut.
Dalam
jurnal sains, PNAS, tim internasional menunjuk pada Gunung Samalas di
Pulau Lombok, Indonesia -- yang ini dikenal sebagai Gunung Rinjani. Hanya
sedikit struktur gunung api yang tersisa -- kini tampilannya hanya berupa danau
kawah Segara Anak.
Tim
ilmuwan mengaitkan jejak sulfur dan debu di es di kutub dengan data yang
ditemukan di wilayah Lombok, termasuk unsur radiokarbon, tipe dan penyebaran
batu dan abu, cincin pepohonan, dan bahkan sejarah lokal yang menyebut tentang
runtuhnya Kerajaan Lombok di suatu masa Abad ke-13.
"Buktinya
sangat kuat dan menarik," kata Profesor Clive Oppenheimer dari Cambridge University,
Inggris, seperti dimuat BBC, 30 September 2013.
Koleganya
sesama ilmuwan, Profesor Franck Lavigne dari Pantheon-Sorbonne University,
Prancis menambahkan, "Kami melakukan sesuatu yang mirip investigasi
kriminal."
"Awalnya
kami tak tahu siapa tersangkanya, hanya berbekal hari 'pembunuhan' dan jejaknya
dalam bentuk geokimia di inti es. Itu memungkinkan kami melacak gunung yang
bertanggung jawab."
Ledakan
1257 tersebut sebelumnya dikira terkait sejumlah gunung di Meksiko, Ekuador,
dan Selandia Baru. Namun, berdasarkan penelitian, sejumlah kandidat tersebut
gagal memenuhi prasyarat karbon dating dan geokimia. Hanya Samalas yang cocok.
Peristiwa
Global
Tim
yang langsung turun ke Lombok mengindikasikan setidaknya 40 kilometer kubik
batuan dan debu terlontar dari gunung yang mengamuk. Dengan ketinggian lebih
dari 40 kilometer ke langit.
Ledakan
tersebut pastilah luar biasa, hingga bisa mengirim material itu ke seluruh dunia,
dalam jumlah yang signifikan untuk dilacak sampai ke Greenland dan lapisan es
Antartika.
Dan,
akibatnya pada iklim juga luar biasa.
Teks-teks
Abad Pertengahan mendeskripsikan cuaca yang mengerikan di musim panas tahun
berikutnya, pada 1928: dingin, hujan yang tak kunjung berhenti, hingga memicu
banjir.
Para
arkeolog baru-baru ini juga menentukan perkiraan tahun kematian pada 1258 pada
ribuan orang yang dimakamkan di kuburan massal di London.
"Kami
belum bisa memastikan dua kejadian tersebut -- meletusnya Samalas dengan
kematian massal di London. Namun, warga di masa itu pasti sangat
tertekan."
Jika
dibandingkan, kekuatan ledakan Samalas setidaknya sama besar dengan Krakatau
(1883) dan Tambora (1815).
Inti
es juga menyimpan jejak peristiwa kolosal pada 1809 yang masih jadi misteri.
Seperti halnya jalan panjang menemukan Samalas, proses untuk mengetahui asal
muasal peristiwa 1809 akan sulit.
"Luar
biasa bahwa kita belum menemukan bukti dari peristiwa itu. Namun, tak ada tempat
di dunia yang bisa mengubur kabar buruk seperti itu." (Ein/Yus)
Kepada
para pembaca yang budiman, khususnya yang dari Lombok, benarkah nama lain dari
Gunung Rinjani adalah Gunung Samalas…???
Tinggalkan
Komentar Anda pada kolom kometar dibawah ini.
Sumber: http://news.liputan6.com
No comments:
Post a Comment