Thursday, April 25, 2013

Pantun



Seni berbalas pantun (oleh: Lo’ Bngoh dan Syanti Dewi)


** BERBALAS JUA**

Wahai…

Tanam melati ditanah rata
Tanah berpasir tumbuh benalu
Inginnya hati mengurai kata
Mengapa pikir suntuk melulu

…Pohon belida di tanah berbatu
…Batangnya lebam dililit benalu
…Usahlah dinda sesali itu
…Kadang diam sangatlah perlu

Daun kastuba telah ditimbun
Bersama tumpukan alang alang
Udah kucoba menyusun pantun
Kata kata seperti menghilang

… Pohon belida di tanah berbatu
…Pohon markisa tumbuh juga
…Tak hanya dinda seperti itu
…Yang dinda rasa kurasakan jua

Jalanan rata menuju dusun
Sepanjang jalan pecahan genting
Berbilang kata sudah kususun
Mata air kata seperti mongering

…Kucing beranak di atas busa
…Sudah lazim hangat dikenali
…Kering sejenak sudah biasa
…Berganti musim mengalir kembali

Dayang dayang bermain harpa
Lagu indah mulai dimainkan
Aku datang hanya menyapa
Jangan bilang hamba acuhkan

…Bumbu lada sayur nangka
…Nangka dirajang agar terasa
…Kepada dinda tiada prasangka
…Prasangka itu mendatangkan dosa

Puisi



Senjata dari para sang pujangga adalah rangkaian kata yang di sulam menjadi bait-bait puisi, lebih tajam dari sebilah pedang yang mampu menyisakan luka dalam penuh sayatan dan air mata namun lebih sejuk dari setetes embun yang menyisakan kesejukan penuh damai...
by: @nk 

 Kaukah Dewiku ...?
Kebahagiaan yang dulu terkubur bersama jasad mimpi
Kini seakan bangkit lagi,
Dewi itu tiba-tiba datang dalam kehidupanku,
Ada cahaya ketulusan di tatap matanya
Membawa terang bagai lilin kecil
Yang menjadi penerang dalam kegelapan
Kehangatanya mencairkan hatiku yang lama membeku
Tanpa sadar ia telah berhasil menyadarkanku
Bahwa tak semua mimpi itu buruk tuk diharapkan
Ketulusannya pun berhasil menaklukan keyakinan yang lama tlah mengahanyutkanku
Kaukah DEWI-ku...???
Yang sengaja dikirim Tuhan untukku...

Kerinduan untuk Dewi-ku...
Terputus bayangku akan langkahku
Berdiri dibawah perduan rembulan
Terpejam mata untuk melayang
Meraih bintang dalam genggaman
Merekah senyum bibir mengembang
Mendekap hati kala tercipta
Rasa rindu yang tak terduga
Ingin angin membawa semua
Semua rindu yang tersimpan di dada
Melepas segala nelangsa
Bersamamu menuju nirwana
Terbawa terbang menembus gulita
Tersangkut hati DEWI disana
DEWI yang selalu ku puja
Yang tak lepas dari balik mimpiku
Selalu terhias hidup akan raganya
Kan binasalah jiwa tanpa hadirnya

(nyambut ramadhan)

Cahaya Mentari Pagi
Cahaya mentari pagi
Menyinari ruang gelap hati
Membawa cahaya suci mulai bersemi
Menebar aroma surgawi
Menatap jauh ke dalam hati
Mencari makna nurani
Tentang suatu asa terperi
Bersama datangnya kalam ilahi
Walau lama terus mencari
tetapi belum dapat kutemui
makna dari semua ini tuk menjadi insan sejati
kunikmati hembusan nafasku ini
hanya mencoba menjadi sosok tubuh yang berpribadi
mengokohkan keinginan hati
tuhanku yang maha suci rahmati hambamu ini
agar dapat ku jalani ramadhan nan fitri ini

Mengapa ...???
Mengapa berjumpa di saat diriku telah berdua ?
Ingin diriku lari dari kenyataan bersama hasratku bersamamu
Namun ku tak kuasa melawan janji yang telah terucap
Cinta pandangan hati adalah anugerah
Cinta yang tumbuh dari hati meninggalkan rasa sayang yang sangat mendalam
Bila seseorang dapat merasakan cinta yang tumbuh dari hati, itulah cinta sejati
Ingin kututurkan kata demi kata tentang perasaanku padamu
Dirimu adalah cahaya dalam hatiku
Semoga kita dapat bersatu....

Lembayung tergores kelam, menjelajah anganku pilu
Getar kasihmu dalam badai, tinggalkan mimpi menuju harapan
Adakah harapan itu untukku ?
Ketahuilah,
Cinta tak akan pernah sekalipun mengetahui tingkat kedalamannya,
Bila ia belum diterkam oleh perpisahan
Aku datang atas nama cinta,
Dan kini kau datang membawa putih cintamu
Yang begitu manis melekat dalam relung jiwaku

Untukmu bersama hembusan angin teduh
Kusalurkan kasih sayangku melalui pori-pori jiwaku
Untuk bekal tidur yang kau jenjang dalam dekapan kasih membelai jiwamu

Jika kegelapan menyembunyikan pepohonan dan bunga-bunga dari penglihatan kita...
Ia tidak akan menyembunyikan  cinta dalam hati kita...

Terlihat rona mata yang indah
Penuh gairah dan kedewasaan
Ramah kala menyapa dan indah saat bertutur
Entah harus berkata apa,
Hati ini terpikat oleh pesonanya

Mengagumimu apa adanya
Dan menjadi inspirasi dalam hidupku
Membangkitkan rasa cintaku menjadi tak terbatas
Kini kuserahkan diriku apa adanya...

Dengarlah kasih tentang puisi sedih...
Tentang kau, aku, dan dia tentang hati yang terluka
Karna cinta segitiga ini...
Kau...
Taukah kamu dia pasti pergi bila kau hianati..
Taukah kamu dia kan setia bila tak kau buat kecewa...
Aku mengalah tentang sebuah kebahagiaan
Walaupun kebahagiaanku sakit memang sakit  bagai di hujan silet
Tak berdayalah aku, bunuhlah aku tepat di jantungku
Agar aku tak merasa sakit hati
Aku yakin kebahagiaan akan datang pada waktunya
Mungkin tidak sekarang untukku...
Tapi mungkin ku bisa milikimu esok, lusa...
Atau bahkan di kehidupan keduaku...

Sulit untuk ku kehilanganmu...
Ku redam segala gejolak emosi jiwa..
Ku hentikan tetesan air mata ini..
Aku tau yang pergi tak kan kembali lagi..
Cintamu begitu jauh menusuk relung hatiku
Sulit untukku menyadari andai kehilanganmu..
Semua rasa, segala asa, tak mampu untuk ku musnahkan..
Masih terukir indah namamu di hatiku..
Masih tergambar jelas cintamu di hatiku...


Maafkan aku...
Pesonanya membuatku lupa akan diriku
Kasih sayangnya membuay semua anganku
Perhatiannya membuat aku patuh padanya
Dia, aku, dan kau....
Sulit untukku menentukan arah cintaku
Dia yang begitu lembut dan sabar..
Dan....
Kau yang begitu baik dan pengertian...
Aku adalah salah....
Yang terbuai dalam khayal
Berharap cinta dan kasih semata
Maaf kan aku yang tak setia pada hatiku
Maafkan aku yang tak bisa mengelak cintanya
Dan.... tak bisa jaga sayangmu...
Kau, aku, dan dia.......
Kita adalah cinta...

Maaf karena selama ini ku masih bertahan...
Maaf jika ku slama ini selalu mencegahmu tuk pergi dariku
Dan maaf...
Karena ku telah mencintaimu
Dan rasa ini akan tetap terjga disini .. di hatiku..
Ku tak akan pernah mencoba melupakanmu
Apapun yang telah kau lakukan padaku
Tak akan pernah bisa membuatku membencimu

Biarkan rasa ini terus berlabuh...
Biarkan cinta ini bersemayam di hatimu...
Meski nelangsa kadang menghampiri
Ku tau itu hanya cobaan....
Tuk menguji kedalaman cintaku...
Pahit memang pahit menjalani semua ini...
Tapi ini adalah takdir tuk kita jalani...
Takdir yang tak pernah kita ketahui...
Sejak kapan bermula...
Dan sampai kapan kan berakhir...
Kita mengawali semuanya....
Namun tak ingin akhiri semuanya...
Sebab kita tahu ....
Kau dan aku adalah rasa...
Dan rasa itu adalah cinta....
Salahku memang akan semua ini
Tapi ku tak ingin munafik akan rasa dan asa....
Asa yang terpendam....
Ku awali dengan hayal dan mimpi....
Kau mengajariku akan mimpi....
Dan aku.......
Berusaha membuat semuanya nyata...

Dewiku..........
Kau tak seindah dewi-dewi yunani...
Namun ku sadar....
Aku tak pernah hidup disana.....
Apakah ini anugerah dari tuhan.....?
Kaulah Dewiku yang tercipta untukku...
Disini....
Di hati ini....
Dan di hidupku....
Sajakku tak seindah sajak-sajak gibran...
Gubahanku tak semerdu melodi cinta sang majnun kepada Laila...
Kisah yang ku cipta tak seromantis julius dan cleopatra...
Namun inilah diriku....
Sajak cinta yang ku gubah dengan penuh rasa...
Kisah cinta yang ku ukir dengan penuh kasih...
Kisah yang tak pernah alfa......
Dari sedih, luka, tangis dan sakit hati
Namun semuanya kadang lenyap...
Dengan hadirnya seberkas senyumanmu...

Ku tak berharap kau mencintaiku...
Ku tak berharap kau menyayangiku...
Tapi ku berharap kau memahamiku...
Dengan segala kekuranganku...
Semoga itu kan melahirkan cinta dan kasih sayang...
Untukku dan selamanya...

Mentari terbit dari ufuknya...
Rembulan hadir kala malam hari...
Aku tak berharap kau seperti itu...
Sebab hadirnya telah terencana
Ku ingin dirimu hadir di ufuk hatiku
Ku ingin kau menjelma di setiap malamku
Dan ku ingin kau selamanya disisiku...
Tak kenal pagi ataupun malam

Jari jemari ku tak sekuat besi...
Langkahku tak seringan angin...
Ku ingin hatiku sekuat cintaku
Tak kan rapuh dan berkarat di makan waktu
Ku ingin angin meringankan rinduku
Hingga terbang ke hatimu...

Kenapa tidak dulu ?
Kenapa tidak kemarin ?
Kenapa tidak tidak esok ?
Kenapa harus sekarang ?
Kenapa, kenapa dan kenapa ...???
Keluhku di malam ini
Semua itu hanyalah tanya
Tanya yang tak kan pernah bisa terjawab
Sebab ku yakin tuhan memiliki rencana lain
Dia tidak memberi apa yang ku minta
Namun memberikan apa yang ku butuhkan
Saat ini aku membutuhkanmu
Apakah kau yang di kirim Tuhan untukku...???
Ku sadar semua salahku
Ku faham ini ulahku
Tuhan..........
Salahkah hamba seperti ini...?
Berdosakah hamba ingin yang terbaik,
Berikan petunjukmu...






Wahai malam....
Engkau rindu bagi para kekasih
Ilham bagi para pujangga
Peraduan lelap bagi para pekerja
Dan harapan bagi para manusia

Sepi, hening, gelap, tanpa cahaya
Kerinduan, ilham, dan harapan...
Kau suguhkan penuh asa
Lewat gelas-gelas dinginmu...

Lewat heningmu ku panjatkan do’a
Lewat sepimu ku bisikkan rasa dan asa
Lewat dinginmu ku kirim sedikit kehangatan untuknya
Meski itu belum mampu melawan kejamnya  Seteguk dingin yang kau suguhkan

Bagiku wahai malam...
Kau sahabat terdekat....
Dikala orang-orang yang ku kasihi
Tlah kau dekap dengan heningmu

Lindungi dia dari kejahatan roh gelapmu
Lepaskan dia dari genggamanmu
Kembalikan dia seperti sedia kala...
Secerah mentari esok yang kan mengggantimu

Ingin kulari dari semua ini...
Tapi ku takut akan karma-Mu...
Keyakinanku akan kuasa-Mu
Membuatku bertahan dalam kebimbangan

Ku berdo’a pada yang kuasa...
Tuhan...
Aku tak sanggup seperti ini...
Aku tak kuasa menjalani hidup dalam bimbang
Berikan petunjuk lewat mu’jizat malam-Mu.....

Jadikan malam-Mu sebagai jamuan nelangsa
Nelangsa ku yang tak pernah ku tahu kapan ahirnya...
Sebab ku hanya mahluk hina yang tak berdaya
Berlumuran dosa, salah dan khilaf.....

Lewat heningmu ku ingin berbisik...
Sampaikan salam rindu buatnya

Betapa asing sang waktu
Dan betapa ganjilnya kita....
Sang waktu telah berubah dengan nyata
Telah mengubah diri kita
Ia berjalan selangkah ke depan
Membuka selubung wajahnya
Untuk kita melihat betapa indahnya hidup ini
Meski lumuran duka terus tertuang
Menodai jejak2 langkah kita
Waktu telah merubah kami....
Menatap mentari, mendengar syair2 menggema dari samudera
Kita hanyalah buah pikiran yang bisu
Bersembunyi di sudut-sudut ketakutan
Takut akan kehilangan waktu dan tiap jejaknya
Hari ini kami adalah suara keras
Yang mampu menggema cakrawala
Hari ini kami percikan api di bawah abu-abu
Yang mampu membakar segalanya.....

Laksana gembala di tinggal pemiliknya...
Merumput pada pikiran-pikiran kami
Memamah biak perasaan kami
Namun kami tetap lapar dan haus akan cinta...

Kelembutan hatinya telah membuat hatiku terpana
Melihat rembulan seperti melihat keindahan wajahnya
Sungguh kuat kau menhadapi semua ini...
Keadaan yang begitu nyata...
Merasakan penderitaan dengan sendiri
Mengukur penderitaan di atas mimpi...
Walau dia bidadari tanpa sayap...
Tapi kelembutan dan kesabaran hatinya..
Telah membuatku seperti berada di singgasana syurga...

Hari terus berganti
Waktu terus berjalan
Hari2 kita semakin nyata
Selangkah bersama diantara bimbang dan ketakutan

Inginku berteriak di tengah2 heningnya malam
Mengadu kepada siapa yang terjaga
Disini aku telah berubah...
Terdekap dalam hangatnya cintamu...

Disini ku terbelenggu dalam sadarku...
Ku terjerat dalam anganku...
Ingin ku coba terlepas darinya....
Namun hati kecilku berbisik....
Tetaplah tertawan disini...
Sebab sahabatku jiwamu....
Merasa tentram di dalamnya...
Kau kan terlepas jika waktunya tlah tiba...

Aku termenung memikirkanmu
Membayangi di saat2 kita bersama
Ku yakin itu semua nyata ku jalani
Bersama Dewi-ku yang tersayang
Sebab ku bukan sang Gibran...
Sang maestro padang pasir
Menggema dengan syairnya
Bersama dewi khayalan dalam karyanya...

Semilir angin menerpaku
Saat ku tatap wajahmu tuk terakhir kalinya
Saat ku jalani waktu terakhir dengan mu
Terkenang kembali dalam benakku
Kenangan indah saat kita bersama
Saat kita melangkah bersama
Saat kita bisa bercanda
Saat kita di kuasai ego...
Saat kita belajar bersama
Tuk jadi insan dewasa...

Kau mengajariku banyak arti tentang hidup ini
Sementara aku, hanya bisa membuat luka...
Namun kau tak pernah berhenti...
Luka, kecewa, dan duka yang ku berikan
Kau slalu mencintaiku....
Kau luluhkan hatiku dengan pesona sifatmu
Penuh kesederhanaan, tegar dan sabar...
Kau terus melangkah menopangku...
Meski kau tau sakit yang ku suguhkan
Kau dan aku tahu karma kan berlaku
Bahagia kan menanti buat orang sabar
Setegar orang sepertimu

Jangan pernah menyesal mengenalku...
Karena aku pernah berusaha membahagiakanmu
Kenang aku saat ku bisa menciptakan senyummu
Jangan pernah melupakan.....
Kita pernah tertawa...
Kita pernah menangis...
Kita pernah kelahi....
Dan kita pernah.........
Pernah gak bisa jauh....
Bagiku kau adalah keindahan
Bagiku kau adalah kehebatan
Bagiku kau adalah idaman
Bagiku kau adalah motivasi
Kita selalu hanyut dalam pujian..
Terhanyut dalam mimpi yang kelak kita harapkan terjadi
Tapi sekarang....
Kau pergi dengan langkah baru
Dan akan bertemu entah kapan
Kemas segala kenangan yang pernah terukir
Ceritakan kembali saat kita bertemu lagi....

Kita merasakan tangan saling menggenggam...
Melangkah bersama dalam menggapai cita
Aku bukanlah merak yang berbulu indah
Aku bukan rajawali yang bertengger di atas sana
Aku hanyalah kurcaci kecil dalam wadah
Ku susuri setiap keluhku denganmu
Setiap canda dan air mata ku labuhkan dipelukmu
Kurindukan hadirmu kembali disini
Ku ingin kau memarahiku karna salahku
Peluk aku karna kasih sayangku
Dan benci aku karna ku tak pernah membahagiaknmu...


Bersambung..............