Friday, February 14, 2014

REMAJA DAN GEJOLAKNYA




15 Februari 2014


Di antara hal-hal yang diharamkan dalam Islam adalah pergaulan bebas yang sedang melanda para remaja saat ini. Menurut penelitian, antara 6 sampai 20 persen siswa SMA dan mahasiswa di Ibukota pernah melakukan hubungan seks pra-nikah. Sebanyak 35 persen mahasiswa kedokteran suatu PTS  ''setuju dengan seks pra-nikah.'' Separuh pengunjung klinik aborsi berusia 15-20 tahun, serta 44,5 persen diantaranya adalah hamil di luar nikah.
Laporan lebih mengerikan diungkap oleh Tim Alumni Mahasiswa Islam Universitas Pancasila. Berdasarkan survey [Februari-Maret 1999] diperoleh informasi bahwa 83,3 persen ABG yang biasa mangkal di sekitar gerbang SMU 70, depan McDonald's dan Apotik Mahakam di Kebayoran Baru mengenal aktivitas seks pertama kali saat pacaran, dan 16,6% saat pesta teman. Dan, lebih dari 86 persen dari pelaku seks ABG berusia di bawah 17 tahun! (Republika, 25 April 1999).
Kita mungkin akan terbelalak apabila membaca angka-angka yang tertera di atas. Benarkah hasil survey diatas? Paling tidak demikianlah hasil penelitian oleh Ginekolog dan Konsultan Seks Dr Boyke Dian Nugraha DSOG. Angka-angka yang membuat kita mengurut dada. Karena fenomena diatas bukan berada di Amerika, negara yang menganut budaya serba permisif atau negara-negara di belahan benua Eropa. Bahkan bukan pula di Jepang, dimana nilai-nilai religiulitas telah banyak ditinggalkan pemeluknya. Tetapi fenomena di atas ditemui di Indonesia, negara  dengan populasi muslim terbesar di dunia.
Hasil survey semacam ini memang sangat mengejutkan berbagai kalangan. Apalagi kalau kita perhatikan bahwa negara Indonesia adalah negara Muslim terbesar di seluruh dunia. Ternyata besarnya jumlah Muslim tidak menjamin tidak akan terjadi kemaksiatan seperti ini. Pergaulan bebas akan membuahkan kerusakan di masyarakat. Naiknya angka-angka aborsi, jumlah pecandu obat keras, penenggak minuman keras, timbulnya penyakit kelamin yang menular dan sebagainya. Barangkali akan timbul pertanyaan dalam diri kita: Mengapa dan bagaimana itu terjadi? Adakah agama sudah tidak menjadi rujukan? Bagaimana dengan fungsi kontrol moral masyarakat?
Ditinjau dari sisi syar'i, dalam aturan Islam jelas-jelas tersirat. "Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka jangan sekali-kali dia bersendirian dengan seorang perempuan yang tidak bersama mahramnya, karena yang ketiganya ialah syaitan." (Riwayat Ahmad).
Aturan-aturan Islam sangat rinci di dalam mengatur pergaulan antara laki-laki dan perempuan yang bukan mahramnya. Sampai-sampai Rasulullah secara khusus memperingatkan laki-laki yang bersendirian dengan saudara iparnya. "Hindarilah keluar-masuk rumah seorang perempuan. Kemudian ada seorang laki2 dari sahabat Anshar bertanya: Ya Rasulullah saw! Bagaimana pendapatmu tentang ipar? Maka jawab Nabi: Bersendirian dengan ipar itu sama dengan menjumpai mati. "(Riwayat Bukhari)
Bahayanya ini bukan hanya sekedar kepada instink manusia dan perasaan-perasaan yang ditimbulkan saja, tetapi akan mengancam existensi rumah tangga dan kehidupan suami-isteri serta rahasia kedua belah pihak yang dibawa-bawa oleh lidah-lidah usil atau keinginan-keinginan untuk merusak rumahtangga orang.
Ditinjau dari sisi moral pun pergaulan bebas adalah pergaulan yang jelas-jelas tidak sesuai dengan tatanan moral masyarakat yang beradab. Apalagi tatanan masyarakat yang berlandaskan aturan-aturan agama. Adanya data-data seperti di atas, kegiatan seks bebas dimulai dengan adanya pergaulan bebas yang tidak terkontrol. Adanya tatanan kemasyarakatan yang tidak menghiraukan kembali nilai-nilai agama dan nilai-nilai moral.
Ada tiga pihak yang berperan untuk mengatasi masalah pergaulan bebas ini. Ketiga pihak ini harus saling bekerja sama dan menopang satu sama lain. Bukannya malah saling menyalahkan.
Pertama, pihak kaum ulama, untuk memberikan pendidikan rohani akan bahayanya perbuatan ini di dunia dan akhirat kelak. Menjelaskan haramnya pergaulan bebas dari segi syar'i. Serta Mengingatkan akan ancaman Allah dan Rasul-Nya terhadap pelaku pergaulan bebas. Mengingatkan akan hilangnya cahaya wajah, rejeki yang sempit, umur yang pendek, murka Allah, dan merosotnya nilai amal. Dengan begitu maka setiap manusia akan gentar untuk melakukan pergaulan bebas.
Kedua, adalah pihak keluarga. Sebagai tatanan terkecil dari sebuah masyarakat, keluarga memegang kunci penting dalam menyelesaikan masalah ini. Orang tua mempunyai peran dalam mendidik anak-anaknya dengan moral dan agama yang baik. Atau dengan pendidikan informal lainnya yang tidak bisa diperoleh di bangku sekolah. Pergaulan bebas lebih cenderung terjadi dalam keluarga yang peran kontrol orang tua terhadap anaknya kurang. Kontrol orang tua tidak harus dalam bentuk pengawasan secara ketat terhadap kegiatan anak-anaknya, tetapi bisa dengan memberikan nilai-nilai agama dan moral yang baik. Ini sudah merupakan alat kontrol yang mujarab dalam mendidik anak. Banyak kasus pergaulan bebas yang menimpa ABG disebabkan karena kurang perhatiannya orang tua pada anak-anaknya yang menginjak remaja. Orang tua terlalu sibuk dengan urusannya sendiri. Sehingga remaja atau ABG mencari pelampiasan di luar rumah.
Ketiga, adalah pihak pemerintah. Peran pemerintah sangat besar untuk mengendalikan pergaulan bebas di masyarakat. Kenikmatan seks yang ditawarkan oleh berbagai media --baik berupa majalah, tayangan TV, video, film maupun internet-- rupanya telah memicu fantasi-fantasi seks mereka berkembang pesat. Kehidupan penuh gejolak ikut pula menjerumuskan kaum muda kepada perilaku seks bebas dan menyimpang! Di sini, pemerintah memegang kunci pula dalam menyelesaikan permasalahan ini. Kurang efektif apabila peran kaum ulama dan keluarga yang besar tidak diikuti oleh program-program pemerintah yang mampu membendung dan menahan kegiatan pergaulan bebas. Dalam pendidikan formal pun, pemerintah harus memberikan pendidikan kepada masyarakat yang menjelaskan akan bahaya-bahaya pergaulan bebas serta mengkonsumsi obat-obat terlarang atau minuman keras dan sebagainya.
Sebenarnya, banyak langkah yang harus dilakukan untuk mencegah pergaulan bebas dan dorongan ke arah itu. Langkah-langkah tersebut antara lain :
1.      Menjauhi rangsangan-rangsangan yang merusak pikiran dan hati
 Tidak dipungkiri disekitar kita banyak bertebaran rangsangan-rangsangan seperti cerita fiksi, film, lagu, atau iklan yang banyak disisipi kisah-kisah mesum. Ini semua tentu akan membangkitkan angan-angan dan pikiran dan menggundah-gulanakan hati. Apalagi bagi para remaja pada masa puber. Setelah itu setan akan berperan aktif mengobarkan nafsu syahwat. Jika ini terjadi, berikutnya tinggal persoalan kesempatan.
2.      Menghayati ancaman Alloh dan Rasul Nya
 Setelah menjauhi dari rangsangan yang merusak hati, kemudian menghayati ancaman Alloh dan RasulNya. Ancaman Alloh sangatlah keras, diantaranya: hilangnya cahaya wajah, rejeki yang sempit, umur yang pendek, murka Alloh, merosotnya nilai amal pada hari penghitungan dan kekal di neraka. Naudzu billahi mindzalik. Dengan mengetahui ancaman Alloh, diharapkan menjadi gentar untuk terperosok ke dalam bentuk pergaulan bebas yang menjurus pada perzinaan.
Namun harus diakui menghayati ancaman dari Alloh bukan datang begitu saja. Penghayatan semacam itu tak akan muncul tanpa keimanan yang mendalam kepada Alloh dan hari akhir. Jadi diperlukan langkah yang berbarengan untuk meningkatkan hubungan dengan Alloh, memperdalam keimanan pada hari Akhir dan meningkatkan penghayatan pada ancaman Alloh terhadap para pelaku zina.
3.      Menjaga pandangan
 Inilah pintu setan berikutnya. Pandangan bisa merupakan awal dari sebuah petaka.
Dalam sebuah hadits Qudsi Alloh berfirman :
"Pandangan merupakan salah satu dari panah iblis...." (H.R.Thabrani dan Hakim)
4.      Menghindari  ikhtilat dan berkhalwat
 Ikhtilat artinya bercampur baur antara pria dan wanita. Sedangkan berkhalwat berati menyepinya sepasang anak manusia di tempat yang tersembunyi. Keduanya merupakan langkah-langkah pasti menuju pergaulan bebas. Apalagi berkhalwat, jika ini dilakukan maka pintu zina telah terbuka lebar. Maka dari itu hendaknya kita memelihara kehormatan dengan menghindari semaksimal mungkin ikhtilat dan menjauhi sama sekali berkhalwat dengan pria yang bukan mahram
5.      Memperbanyak puasa sunnah
 Inilah langkah yang mujarab untuk mengendalikan hawa nafsu di tengah maraknya hiburan yang menawarkan adegan mesum. Rasulullah SAW pun bersabda :
"Wahai para pemuda, barangsiapa diantara kamu yang sanggup berumah tangga. maka kawinlah. Perkawinan itu melindungi pandangan mata dan memelihara kehormatan. Tapi, yang tidak sanggup kawin, berpuasalah karena puasa itu merupakan benteng baginya"(H.R.Bukhari-Muslim).
Itulah beberapa langkah yang perlu dilakukan untuk menjauhi pergaulan bebas yang menjerumuskan kedalam perzinaan. Lalu bagaimana bagi mereka yang telah terjerumus ke dalam dunia kenistaan pergaulan bebas?
 Harus disadari bahwa siksa Alloh itu sangat pedih dan tidak ada yang dapat menghapus siksa itu kecuali bertobat dengan sungguh-sungguh kepada Allah SWT.
 "Katakanlah Hai hamba-hambaKu yang telah melampaui batas atas diri mereka sendiri, janganlah kalian berputus asa dari rahmat Allah SWT. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa seluruhnya. Sesungguhnya Ia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang" (QS.Az-Zumar 53)
1.      Maka langkah selanjutnya yang sebaiknya dilakukan oleh seseorang yang telah bertobat antara lain : 
1.1. Mengubah gaya hidup, lingkungan pergaulan dan aktivitas waktu luangnya. Kalau selama ini gaya hidupnya tidak islami, penuh dengan kemewahan, seronok dan lingkungan pergaulan yang rusak, aktivitas waktu luang penuh dengan hura-hura, maka semua itu perlu diubah.
2.      2. Benar-benar berusaha hidup di bawah naungan nur Illahi. Mempelajari Islam dengan sungguh-sungguh dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari sesuai kemampuan.
3.     3.  Memperbanyak taubat dan beristighfar kepada Alloh SWT.

Letusan Gunung Kelud



15 Februari 2014



 

 
Suasana di kawasan lereng Gunung Kelud sendiri Kamis (13/2/2014) malam mulai dilanda kepanikan massal. Sebagian warga mulai menjauh dari radius 10 km dari kubah lava.
"Malam ini masyarakat sudah mulai berbondong-bondong mengungsi. Ada yang naik motor, ada yang naik kendaraan pribadi," ujar Parni (50) warga lereng Gunung Kelud kepada Surya Online, Kamis (13/2/2014) malam.
Warga mulai mengungsi secara tergesa-gesa, setelah mendapat pemberitahuan dari warga lainnya kalau Gunung Kelud mau meletus. Ironisnya pengungsian ini dilakukan atas inisiatif warga, tidak dikoordinir aparat desa.
"Panik semua mas, karena dari radio HT sudah diinformasikan kalau Gunung Kelud sudah meletus. Makanya kami hanya membawa barang seadanya saja," tambahnya.
Parni yang mengungsi bersama keluarganya di Lapangan Desa Tawang ini, malahan mengaku kebingungan karena di lokasi penampungan ternyata masih belum siap. Padahal masyarakat sudah banyak yang berdatangan.
Status awas Gunung Kelud telah disebarluaskan kepada masyarakat, yang tinggal di radius 10 km dari kubah lava. Di Kabupaten Kediri warga yang tinggal di zona bahaya ini jumlahnya mencapai 66.130 jiwa.
Sesuai gladi posko yang digelar Kamis pagi, sudah disiapkan ratusan armada truk untuk mengangkut pengungsi. Namun yang ditunggu warga hingga semalam masih belum muncul. Warga memanfaatkan kendaraan milik warga yang ada untuk mengungsi.

Sumber: http://www.tribunnews.com